Rangkuman Materi Sejarah Kelas XI




Rangkuman Materi Sejarah Kelas XI


1. Masuknya Bangsa Barat ke Indonesia (Kolonialisme dan Imperialisme)

Materi ini menjelaskan awal mula kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara dan dampak yang ditimbulkannya.

  • Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat:

    • Gold: Mencari kekayaan (rempah-rempah sebagai komoditas utama).

    • Glory: Mencari kejayaan, memperluas wilayah kekuasaan.

    • Gospel: Menyebarkan agama Kristen.

    • Revolusi Industri dan penemuan teknologi navigasi (kompas, kapal layar).

    • Jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani (memutus jalur perdagangan lama).

  • Bangsa-bangsa Eropa yang Datang:

    • Portugis: Tiba pertama kali di Malaka (1511), kemudian ke Maluku (Ternate) untuk rempah-rempah.

    • Spanyol: Tiba di Tidore (Maluku), kemudian bersaing dengan Portugis.

    • Belanda: Datang pada akhir abad ke-16, kemudian membentuk VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

    • Inggris: Pernah berkuasa singkat di Indonesia.

  • Kebijakan Kolonial Barat:

    • VOC (1602-1799): Hak Oktroi (hak istimewa seperti mencetak uang, memiliki tentara, membuat perjanjian), monopoli perdagangan, ekstirpasi (pemusnahan tanaman rempah yang berlebihan), pelayaran Hongi (patroli mencegah penyelundupan).

    • Pemerintahan Hindia Belanda (setelah VOC bangkrut):

      • Masa Daendels (1808-1811): Pembangunan Jalan Raya Pos (Anyer-Panarukan), sistem kerja paksa (rodi).

      • Masa Raffles (Inggris, 1811-1816): Sistem Sewa Tanah (Landrent System), penghapusan perbudakan, penulisan History of Java.

      • Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel, 1830-1870): Kebijakan Van den Bosch yang mewajibkan rakyat menanam tanaman ekspor tertentu, menyebabkan penderitaan rakyat.

      • Politik Pintu Terbuka (1870-awal abad 20): Swasta asing diizinkan menanam modal di Indonesia.

      • Politik Etis (Ethische Politiek/Politik Balas Budi, 1901): Edukasi, irigasi, dan emigrasi. Meskipun ada niat baik, pelaksanaannya sering menyimpang.


2. Perlawanan Rakyat Indonesia terhadap Kolonialisme Barat

Materi ini membahas berbagai bentuk perlawanan dari masyarakat Indonesia sebelum munculnya kesadaran nasional.

  • Ciri-ciri Perlawanan Awal: Bersifat lokal, dipimpin tokoh karismatik (raja/pemuka agama), mengandalkan kekuatan fisik, mudah diadu domba, dan tidak berkesinambungan.

  • Tokoh dan Perlawanan Penting:

    • Sultan Agung (Mataram): Melawan VOC di Batavia.

    • Pangeran Diponegoro (Jawa): Perang Jawa (1825-1830), perlawanan terbesar di Jawa.

    • Teuku Umar dan Cut Nyak Dien (Aceh): Perang Aceh.

    • Imam Bonjol (Minangkabau): Perang Padri.

    • Pattimura (Maluku): Melawan Belanda.

    • Sisingamangaraja XII (Batak): Melawan Belanda.

    • I Gusti Ketut Jelantik (Bali): Perang Puputan.


3. Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia

Materi ini menjelaskan perubahan pola perlawanan dari fisik ke organisasi modern.

  • Faktor Pendorong:

    • Internal: Penderitaan akibat penjajahan, kenangan kejayaan masa lalu (Sriwijaya, Majapahit), munculnya kaum terpelajar.

    • Eksternal: Kemenangan Jepang atas Rusia (1905), pergerakan nasional di India dan Filipina, ajaran Mahatma Gandhi.

  • Organisasi Awal Pergerakan Nasional:

    • Budi Utomo (1908): Organisasi modern pertama, pelopor kebangkitan nasional, fokus pada pendidikan dan budaya.

    • Sarekat Islam (1911): Organisasi massa terbesar, awalnya ekonomi, kemudian politis.

    • Indische Partij (1912): Organisasi politik pertama yang secara terang-terangan menuntut kemerdekaan, didirikan oleh Tiga Serangkai (Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat).

    • Perhimpunan Indonesia (PI): Organisasi mahasiswa Indonesia di Belanda, pelopor semangat non-kooperatif.

  • Perkembangan Pergerakan Nasional:

    • Kooperatif: Bekerja sama dengan pemerintah kolonial (misalnya, Volksraad).

    • Non-kooperatif: Tidak bekerja sama dengan pemerintah kolonial, menuntut kemerdekaan penuh.

    • Radikal dan Moderat: Berdasarkan cara perjuangan.

  • Sumpah Pemuda (1928): Ikrar satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa. Menjadi tonggak persatuan nasional.


4. Pendudukan Jepang di Indonesia

Materi ini membahas masa pendudukan Jepang yang singkat namun berdampak besar.

  • Latar Belakang: Jepang sebagai bagian dari Blok Poros dalam Perang Dunia II, kebutuhan sumber daya (minyak, karet), semboyan "Asia untuk Asia".

  • Kedatangan Jepang: Dimulai invasi pada awal 1942, Belanda menyerah di Kalijati.

  • Kebijakan Jepang di Indonesia:

    • Politik: Pembentukan organisasi militer (PETA, Heiho) dan semi-militer (Seinendan, Keibodan, Fujinkai), Romusha (kerja paksa), kinrohoshi (sumbangan sukarela).

    • Ekonomi: Sistem ekonomi perang, eksploitasi sumber daya alam dan tenaga manusia.

    • Sosial Budaya: Propaganda Gerakan Tiga A (Jepang Pemimpin, Pelindung, Cahaya Asia), pendidikan militeristik, pelarangan bahasa Belanda.

  • Dampak Pendudukan Jepang: Penderitaan rakyat, munculnya perlawanan (PETA, perlawanan rakyat), semangat nasionalisme yang semakin kuat.


5. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Puncak perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

  • Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi:

    • Jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki (6 dan 9 Agustus 1945).

    • Janji Kemerdekaan Jepang (melalui BPUPKI dan PPKI).

    • Perbedaan pandangan antara golongan muda dan tua.

    • Peristiwa Rengasdengklok (16 Agustus 1945): Pengamanan Soekarno-Hatta oleh golongan muda untuk mendesak proklamasi segera.

  • Perumusan Teks Proklamasi: Dilakukan di rumah Laksamana Maeda, dirumuskan oleh Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo, disaksikan tokoh lain.

  • Detik-detik Proklamasi (17 Agustus 1945): Pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, pengibaran Bendera Merah Putih, dan lagu Indonesia Raya.

  • Makna Proklamasi: Puncak perjuangan, awal kedaulatan negara, pernyataan kemerdekaan dari penjajahan.

  • Pembentukan Pemerintahan Awal RI:

    • Sidang PPKI (18 Agustus 1945): Pengesahan UUD 1945, pemilihan presiden dan wakil presiden (Soekarno-Hatta).

    • Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), pembentukan kementerian, pembagian provinsi.



Komentar

Postingan Populer